INTERAKSI FARMASETIK DAN STABILITAS
PENCAMPURAN LARUTAN PARENTERAL ANTIBIOTIK QUINOLON
Kelompok A-3
Siti Chotiah K100110130
Ahmad Rifqi Kurnia K100110140
Fadly Al Kausar K100110141
Desi Nurmalitasari K100110144
Adiva Tantyas Aurora K100110145
Ekhwan Tris Wanto K100110176
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
2015
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN
1.
Mekanisme Keja Quinolon........................................................ 3
2.
Efek Samping dan Interaksi Obat............................................. 4
PEMBAHASAN
A.
Obat Golongan Antibiotik Quinolon.........................................
5
B.
Deskripsi Sediaan dan Kekuatan Obat ..................................... 5
C.
Kompatibilitas Obat dengan Larutan.........................................
6
D.
Kompatibilitas Obat dengan Obat Lain..................................... 7
E.
Penatalaksanaan Interaksi Farmasetik........................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 14
PENDAHULUAN
Antibiotik golongan Quinolon,
bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim topoisomerase yang bersifat
esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri.Asam Nalidiksat adalah
prototip antibiotika golongan Quinolon lama yang dipasarkan sekitar tahun 1960.
Walaupun obat ini mempunyai daya antibakteri yang baik terhadap kuman gram
negatif, tetapi eliminasinya melalui urin berlangsung terlalu cepat sehingga
sulit dicapai kadar pengobatan dalam darah, karena penggunaan obat Quinolon terbatas
sebagai antiseptik saluran kemih saja.
Pada awal tahun 1980, diperkenalkan
golongan Quinolon baru dengan atom Fluor pada cincin Quinolon (karena itu
dinamakan juga Fluorokuinolon). Perubahan struktur ini secara dramatis
meningkatkan daya bakterinya, memperlebar spektrum antibakteri, memperbaiki
penyerapannya di saluran cerna, serta memperpanjang masa kerja obat.Golongan Quinolon
ini digunakan untuk infeksi sistemik.
Mekanisme
Kerja Quinolon
Pada saat
perkembang biakkan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi dimana
terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini
akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik
pisah.
Hambatan
mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan
antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan
bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.
Efek Samping
dan Interaksi Obat
Golongan antibiotika Quinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek sampingnya
yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat. Manifestasi
pada saluran cerna,terutama berupa mual dan hilang nafsu makan, merupakan efek
samping yang paling sering dijumpai.Efek samping pada susunan syaraf pusat
umumnya bersifat ringan berupa sakit kepala, vertigo, dan insomnia.
Efek samping yang lebih berat dari Quinolon seperti psikotik, halusinasi,
depresi dan kejang jarang terjadi. Penderita berusia lanjut, khususnya dengan
arteriosklerosis atau epilepsi, lebih cenderung mengalami efek samping
ini.Enoksasin menghambat metabolisme Teofilin dan dapat menyebabkan peningkatan
kadar Teofilin. Siprofloksasin dan beberapa Quinolon lainnya juga
memperlihatkan efek ini walaupun tidak begitu dramatis.
PEMBAHASAN
Obat
golongan antibiotik Quinolon
Obat yang termasuk dalam golongan
ini adalah Spirofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin,
Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin, Lornefloksasin, Flerofloksasin dan
Gatifloksasin.
Deskripsi
Sediaan dan Kekuatan Obat
Sediaan dan
kekuatanobat golongan antibiotik Quinolon di Pasaran, yaitu:
Obat
|
Sediaan
dan Kekuatan Obat
|
Spirofloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia
dalam bentuk tablet dengan kandungan Spirofloksasin 250 mg, 500 mg, 750 mg
bahkan ada yang 1.000 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan
Spirofloksasin 200 mg/100 ml.
|
Ofloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia
dalam bentuk tablet dengan kandungan Ofloksasin 200 mg dan 500 mg. Juga
tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Ofloksasin 200 mg/100 ml.
|
Moksifloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk
tablet dengan Moksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk
infus dengan kandungan Moksifloksasin 400 mg/250 ml.
|
Levofloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia
dalam bentuk tablet dengan kandungan Levofloksasin 250 mg dan 500 mg. Juga
tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Levofloksasin 500 mg/100 ml.
|
Pefloksasin
|
Antibiotika
Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan Pefloksasin 400
mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/125
ml dan ampul dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/5 ml.
|
Norfloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia dalam bentuk
tablet dengan kandungan 400 mg.
|
Sparfloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia
dalam bentuk tablet dengan kandungan 200 mg.
|
Lornefloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia
dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg.
|
Flerofloksasin
|
Antibiotika
Quinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg. Juga
tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan 400 mg/100 ml.
|
Gatifloksasin
|
Antibiotika Quinolon ini tersedia
dalam bentuk tablet dengan kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk vial
untuk ijeksi dengan kandungan 400 mg/40 ml.
|
(Anonim, 1995)
Kompatibilitas Obat dengan Larutan
NaCl 0,9%, Dextrose dan RL
Kompabilitas obat antibiotik golongan Quinolon
mungkin saja bisa terjadi. Contohnyadengan larutan NaCl 0,9
%, dextrose,dan RL sebagai berikut :
Siprofoksasin
|
KOMPATIBILITAS DENGAN NACL 0,9, DEXTROSE dan
RL
|
Moxifloksasin
|
|
Levofloxasin
|
|
Pefloksasin
|
|
Norfloksasin
|
|
Sparfloksasin
|
|
Lornefloksasin
|
|
Flerofloksasin
|
|
Gatrifloksasin
|
|
Ofloksasin
|
(Depkes, 2009)
Kompatibilitas obat golongan
kuinolon dengan obat lain
Siprofoksasin
|
|
Levoflokasin
|
|
Norfloksasin
|
|
Ofloksasin
|
|
(Lawrence,
2009)
Jika obat antibiotik golongan Quinolon diberikan
dengan dengan obat lain, kemungkinan terjadi reaksi fisika, kimia, maupun
farmakologi sebagai berikut:
Obat
|
Interaksi
|
Analgetik
|
Kemungkinan
peningkatan risiko konvulsi bila kuinolondiberikan bersama NSAID, produsen
siprofloksasin memberianjuran untuk menghindari premedikasi dengan
analgetikaopioid (penurunan kadar siprofloksasin plasma) bilasiprofloksasin
digunakan untuk profilaksis bedah.
|
Antasid
|
Absorpsi
siprofloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin
dikurangi oleh antasida.
|
Antiaritmia
|
Peningkatan
risiko aritmia ventrikel bila levofloksasin ataumoksifloksasin diberikan
bersama amiodaron - hindaripemberian secara bersamaan; peningkatan risiko
aritmiaventrikel bila moksifloksasin diberikan bersama disopiramid - hindari
pemberian secara bersamaan.
|
Antibakteri
|
Peningkatan
risiko artimia ventrikel bila moksifloksasindiberikan bersama eritromisin
parenteral - hindari pemberiansecara bersamaan; efek asam nalidiksat mungkin
diantagonisoleh nitrofurantoin.
|
Antikoagulan
|
Siprofloksasin,
asam nalidiksat, norfloksasin, dan ofloksasinmeningkatkan efek antikoagulan
kumarin; levofloksasinmungkin meningkatkan efek antikoagulan kumarin
danfenindion.
|
Antidepresan
|
Siprofloksasin
menghambat metabolisme duloksetin - hindaripenggunaan secara bersamaan;
produsen agomelatinmenganjurkan agar menghindari pemberian
siprofloksasin;peningkatan risiko aritmia ventrikel bila
moksifloksasindiberikan bersama antidepresan trisiklik – hindari pemberian
secara
bersamaan.
|
Antidiabetik
|
Norfloksasin
mungkin meningkatkan efek glibenklamid.
|
Antiepilepsi
|
Siprofloksasin
meningkatkan atau menurunan kadar fenitoinPlasma.
|
Antihistamin
|
Peningkatan
risiko aritmia ventrikel bila oksifloksasindiberikan bersama mizolastin – hindari
penggunaan secarabersamaan.
|
Antimalaria
|
Produsen
artemeter/lumefantrin menganjurkan agarmenghindari kuinolon; peningkatan
risiko aritmia ventrikelbila oksifloksasin diberikan bersama klorokuin
danhidroksiklorokuin, meflokuin, atau kuinin - hindaripenggunaan secara
bersama-sama.
|
Antipsikosis
|
Peningkatan
risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasin diberikan bersama benperidol - produsen
benperidolmenganjurkan agar menghindari penggunaan secarabersamaan;
peningkatan risiko aritmia ventrikle bilamoksifloksasin diberikan bersama
droperidol, haloperidol,fenotiazin, pimozid, atau zuklopentiksol - hindari
penggunaansecara bersamaan; siprofloksasin meningkatkan kadarklozapin plasma;
siprofloksasin mungkin meningkatkan kadarolanzapin plasma.
|
Atomoksetin
|
Peningkatan
risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasindiberikan bersama atomoksetin.
|
Beta-bloker
|
Peningkatan
risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasin diberikan bersama sotalol - hindari
pemberian secarabersamaan.
|
Garam
kalsium
|
Absorpsi
siprofloksasin dikurangi oleh garam kalsiumSiklosporin Peningkatan risiko
nefrotoksisitas bila kuinolon diberikanbersama siklosporin.
|
Klopidogrel
|
Siprofloksasin
mungkin menurunkan efek antitrombotikKlopidogrel.
|
Sitotoksik
|
Asam
nalidiksat meningkatkan risiko toksisitas melfalan;siprofloksasin mungkin
menurunkan ekskresi metotreksat(peningkatan risiko toksisitas);
siprofloksasin meningkatkankadar erlotinib plasma; peningkatan risiko aritmia
ventrikelbila levofloksasin atau moksifloksasin diberikan bersama
arsenik
trioksida.
|
Produk
susu
|
Absorpsi
siprofloksasin dan norfloksasin dikurangi olehproduk susu.
|
Dopaminergik
|
Siprofloksasin
meningkatkan kadar rasagilin plasma;siprofloksasin menghambat metabolisme
ropinirol(peningkatan kadar plasma).
|
Agonis
5HT1
|
Kuinolon
mungkin menghambat metabolismezolmitriptan (menurunkan dosis zolmitriptan).
|
Besi
|
Absorpsi
siprofloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin
dikurangi oleh zat besi oral.
|
Lanthanum
|
Absorpsi
kuinolon dikurangi oleh lanthanum (diberikanminimal 2 jam sebelum atau 4 jam
sesudah lanthanum).
|
Relaksan
otot
|
Norfloksasin
mungkin meningkatkan kadar tizanidin plasma(peningkatan risiko toksisitas);
siprofloksasin meningkatkankadar tizanidin plasma (peningkatan risiko
toksisitas) - hindaripenggunaan secara bersama-sama.
|
Mikofenolat
|
Mungkin
menurunkan bioavailabilitas mikofenolat.
|
Pentamidin
isetionat
|
Peningkatan
risiko aritmia ventrikel bila moksifloksasindiberikan bersama pentamidin
isetionat - hindari penggunaansecara bersamaan.
|
Probenesid
|
Ekskresi
siprofloksasin, asam nalidiksat, dan norfloksasinditurunkan oleh probenesid
(peningkatan kadar plasma).
|
Sevelamer
|
Bioavailabilitas
siprofloksasin dikurangi oleh sevelamer.
|
Strontium
ranelat
|
Absorpsi
kuinolon dikurangi oleh strontium ranelat (produsenstrontium ranelat
menganjurkan untuk menghindaripenggunaan secara bersamaan).
|
Teofilin
|
Kemungkinan
peningkatan risiko konvulsi bila kuinolondiberikan bersama teofilin;
siprofloksasin dan norfloksasinmeningkatkan kadar teofilin plasma.
|
Obat
ulkus
Peptik
|
Absorpsi
siprofloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin
dikurangi oleh sukralfat.Vaksin Antibakteri
menginaktivasi vaksin tifoid oralZinc.Absorpsi
siprofloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,norfloksasin, dan ofloksasin
dikurangi oleh zinc.
|
(KEMENKES, 2011)
Penatalaksaan Interaksi Farmasetik
1. Nyeri
Nyeri
yang sangat hebat akibat injeksi timbul bila yang diinjeksikan adalah larutan yang
osmolaritasnya tinggi atau pHnya ekstrim, meskipun banyak obat menyebabkan
kekejangan vena (misalnya, dopamin).
2. Ekstravasasi
Ekstravasasi
adalah bocornya obat dari vena ke dalam jaringan di sekitarnya. Hal ini dapat terjadi karena
batang jarum menembus vena, atau karena obat bersifat korosif dan merusak vena.
Larutan yang osmolaritasnya tinggi dan pH larutan yang ekstrim lebih sering
menyebabkan ekstravasasi. Kerusakan jaringan disekitar vena dapat meluas,
contoh setelah pemberian larutan natrium bikarbonat. Dua golongan obat
sitostatika yang lazim diresepkan, yang sangat merusak jaringan jika terjadi
ekstravasasi adalah alkaloid vinka seperti vinkristin dan anthrasiklin seperti
doksorubisin dan daunorubisin. Obat-obat seperti vinkristin dan doksorubisin
bila diberikan secara perifer harus diberikan
secara bolus melalui tetesan (drip) laju cepat. Hal ini karena jika obat
meninggalkan vena dapat menyebabkan pembengkakan dan petugas yang memberikan
obat tersebut harus berada disamping pasien agar dapat memberikan tindakan
segera bila terjadi hal yang tidak diinginkan.
Tanda-tanda
ekstravasasi meliputi:
· Nyeri,
rasa kurang enak, rasa terbakar atau bengkak di tempat injeksi
· Tahanan
terhadap gerakan penghisap alat suntik
· Aliran
cairan infus tidak lancar
Jika
diduga ada ekstravasasi maka tindakan yang dapat dilakukan
adalah :
· Hentikan
injeksi dengan segera
· Tinggalkan
kanula/jarum pada tempatnya
· Keluarkan
obat(aspirasikan) melalui kanula/jarum
· Naikkan
anggota badan
· Konsultasikan
ke dokter spesialis untuk mengobati efek obat tersebut
3. Tromboflebitis
Tromboflebitis
kadang-kadang disebut flebitis adalah radang vena yang penyebabnya hampir sama
dengan penyebab ekstravasasi. Sangat nyeri dan disertai dengan kemerahan pada
kulit, kadang-kadang disepanjang vena. Tromboflebitis dapat menyebabkan
kebekuan darah.
Risiko
dapat dikurangi dengan cara:
· Menggunakan
vena besar
· Menghindari
infus yang panjang
· Menghindari
pH ekstrim atau larutan hiperosmolar
· Dianjurkan
untuk diberikan dengan aliran darah cepat dan aliran infus cepat
· Menggunakan
cakram nitrat (nitrat patches) di atas tempat injeksi untuk meningkatkan aliran
darah
· Menambahkan
heparin pada larutan infus (1 unit/ml)
· Menggunakan
penyaring dalam jalur infus (0,22 mikron)
4. Embolisme
Sumbatan
dapat disebabkan oleh endapan obat yang mengendap yang kontak dengan darah atau
gumpalan sel-sel darah akibat reaksi obat. Emboli udara (air embolus),
disebabkan oleh udara yang masuk vena, dapat berakibat fatal.
5. Infeksi
Infeksi
sering kali masuk pada tempat kateter menembus kulit, dan itu sebabnya banyak
infeksi yang dikatkan infus yang disebabkan bakteri gram positif
koagulase-negatif yang umum terdapat pada kulit. Organisme yang sering
diisolasi dari ujung kanula adalah Staphylococcus aureus atau S.Epidermis.
Risiko terkena infeksis sitemik meningkat pada penggunaan vena sentral.
6. Reaksi alergi
Obat-obat
yang cenderung menimbulkan reaksi alergi adalah: produk darah, antibiotik,
aspirin, obat anti inflamasi non steroid (AINS), heparin, penghambat transmisi
neuro muskuler. Reaksi alergi tidak hanya terjadi sebagai respon terhadap bahan
aktif dalam sediaan, tetapi juga terhadap bahan-bahan tambahan dalam produk
misalnya kremafor. Tanda-tanda alergi meliputi bersin-bersin, sesak nafas,
demam, sianosis, pembengkakan jaringan lunak, dan perubahan tekanan darah.
Epinefrin merupakan pengobatan yang paling efektif, dan harus diberikan segera
dan di bawah pengawasan medis yang cermat. Reaksi minor (ruam kulit, reaksi
urtikaria) dapat ditangani atau dicegah denganhidrokortison atau suatu
antagonis histamin seperti Chlorpeniramini Maleas (CTM).
7. Syok
(speed shock)
Beberapa
obat bila diberikan terlalu cepat dapat menyebabkan berbagai komplikasi antara
lain hipotensi, kolaps, bradikardi, dan kesulitan pernafasan. Hal ini
digambarkan sebagai speed shock.
Pemberian
obat suntik
Ketidakcampuran secara fisik dan interaksi
digambarkan dalam artikel Professor Allwood dan dalam buku Trissel’s Handbook
on Injectable Drugs. Obat dapat bereaksi secara kimiawi dengan komponen
lain dalam larutan infus atau mengendap dalam larutan campuran akhir. Obat-obat
tersebut dapat menempel pada wadah plastik atau gelas; atau dapat diadsorbsi
oleh wadahnya. Emulsi lemak dapat menjadi tidak stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995, Buku farmakologi dan Terapi,
edisi 4, Bagian farmakologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia,Jakarta.
Depkes RI, 2009, Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan
Sitostatika, Depkes
RI, Jakarta
Depkes RI, 2011, Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Tentang
Pedoman
Umum Penggunaan Antibiotik, Depkes RI, Jakarta
Kemenkes,
2011, Berita Negara Republik Indonesia
(Antibiotik), No. 874,
Jakarta.
Trissel,
Lawrence. A, 2009, Handbook on Injectable Drug ED. 15, American Society,
Meryland
Tidak ada komentar:
Posting Komentar