Senin, 16 Maret 2015

Pembuatan Granul

GRANULASI

ALAT BAHAN
a.       Alat
*             Piring petri
*             Almari pengering
*             Ayakan
*             Neraca

b.      Bahan
*             Laktosa                                                100 g
*             Amilum manihot                                 100 g
*             Mucilage amilum                                 q.s

CARA KERJA
Ditimbang piring petri kosong (wadah dan tutupnya)

Ditimbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat 100 g

Dimasukkan kedalam mikser dan dicampur selama 5 menit

Dibuat mucilage amilum 7,5 % sebanyak 100 mL

Ditambahkan pada campura (2) sedikit demi sedikit sebanyak 30 mL

Dicampur homogeny sampai terbentuk massa granul, kemudian diayak menggunakan ayakan no.12 mesh. Dicatat volume mucilage amilum yang digunakan.

Ditimbang granul basah 25 g, sebanyak 6 kali, dan dimasukkan masing-masing ke dalam piring petri.

Masukkan 6 piring petri ke dalam alamari pengering,dibuka tutupnya dan dikeringkan paada suhu 60°C

Setelah waktu tertentu, keluarkan sebuah piring petri dari almari pengering dalam keadaan tertutup, didinginkan dan ditimbang. Waktu pengeringan : 30, 60, 90, 120, 150, 180, sehari dan 3 hari.

Dibiarkan 3 piring petri dalam lemari pengering dan lanjutkan pengeringan sampai 3 hari.

Ditimbang berat granul setelah pengeringan 3 hari (bobot konstan), dan cata sebagai berat granul kering.

Pembahasan Cara Kerja
Ditimbang piring petri kosong (wadah dan tutupnya). Ditimbang laktosa dan amilum manihot masing-masing seberat 100 g. Dimasukkan kedalam mikser dan dicampur selama 5 menit. Dibuat mucilago amilum 7,5 % sebanyak 100 mL. Ditambahkan pada campura (2) sedikit demi sedikit sebanyak 30 mL. Dicampur homogen sampai terbentuk massa granul, kemudian diayak menggunakan ayakan no.12 mesh. Dicatat volume mucilage amilum yang digunakan. Ditimbang granul basah 25 g, sebanyak 6 kali, dan dimasukkan masing-masing ke dalam piring petri. Masukkan 6 piring petri ke dalam alamari pengering,dibuka tutupnya dan dikeringkan paada suhu 60°C. Setelah waktu tertentu, keluarkan sebuah piring petri dari almari pengering dalam keadaan tertutup, didinginkan dan ditimbang. Waktu pengeringan : 30, 60, 90, 120, 150, 180, sehari dan 3 hari. Dibiarkan 3 piring petri dalam lemari pengering dan lanjutkan pengeringan sampai 3 hari. Ditimbang berat granul setelah pengeringan 3 hari (bobot konstan), dan cata sebagai berat granul kering.


HASIL PERCOBAAN
MODUL 1 : KURVA LAJU PENGERINGAN
Data Percobaan :
a)        Penimbanagn bahan :
Laktosa                   :    100 g
Amilum manihot  :     100 g
Catatan penimbangan :
Laktosa : kertas          =3,934
Kertas + zat =  103,9748 -
                 Zat                 = 100,06
Amilum manihot
                 Kertas            =     2,5036
                 Kertas +zat   =  102,543
                 Zat                  = 100,043
Amilum murcilago
                 Kertas             =  2,1883
                 Kertas+zat      = 9,7614
                 Zat                   = 7,54
Pembuatan amilum murcilago (7,5 %)
Amilum      =     7,5 g
Air               = 100    m L
Volume murcilago amilum (7,5 % ) yang ditambahkan dalam pembuatan granulatum simplex adalah 70 mL

b)        Hasil percobaan :
Penimbangan
Waktu pengeringan pada suhu 60° C
15
30
60
90
120
150
180
210
1 hari
2 hari
3 hari
Berat piring petri kosong (wadah + tutup ) (g)
-
96,0
66,8
67,8
80,89
85,6
79,2

67,8
96,0
66,8
Berat piring petri dangranul basah (g)
-
121,0
91,8
92,8
105,89
110,6
104,2

92,8
121,0
91,8
Berat piring petri + berat granul setelah pengeringan (g)
-
119.6
90,6
89,5
92,4



88,5
116,5
86,9
Berat granul basah (g)
-
25
25
25
25



25
25
25
Berat granul kering
-
23,6
23,8
21,7
21,5



30,7
20,5
20,1
MC
-
17,41
18,41
5,32
6,51



2,99
1,99
0
Catatan

,


































PERHITUNGAN
*        Penentuan  MC
·  Pengeringan  30’
Berat petri + granul kering : 119,6 g
Berat  petri                             :  96,0   g
Berat granul kering                       : 23,6    g
MC 30=  x 100 %
            =   x 100 %
            = 17,41 %

·  Pengeringan  60’
Berat  petri + granul kering : 90,6  g
Berat petri                             :  66,8  g
Berat granul kering             : 23,8   g
MC 60=  x 100 %
            =   x 100 %
            = 18,41 %
·  Pengeringan  90’
Berat petri + granul kering : 89,5  g
Berat  petri                             : 67,8  g
Berat granul kering             : 21,7   g
MC 90=  x 100 %
            =   x 100 %
            = 7,96 %
·  Pengeringan 120’
Berat petri + granul kering : 102,39  g
Berat  petri                             : 80,89    g
Berat granul kering             : 21,5      g
MC 120=  x 100 %
            =   x 100 %
            = 6,97 %

·  Pengeringan 1 hari
Berat petri + granul kering : 88,5  g
Berat  petri                             : 67,8   g
Berat granul kering             : 20,7   g
MC 1 hari=  x 100 %
            =   x 100 %
            = 2,99 %

·  Pengeringan 2 hari
Berat petri + granul kering : 116,5  g
Berat petri                             :    96,0  g
Berat granul kering             :   20,5   g
MC 2 hari=  x 100 %
            =   x 100 %
            = 1,99 %

·  Pengeringan  3 hari
Berat  petri + granul kering : 86,9  g
Berat  petri                             :  66,8  g
Berat granul kering             :   20,1   g
MC 3 hari=  x 100 %
            =   x 100 %
            = 0 %

*        Penentuan kecepatan air pada berbagai perlakuan granul
Kecepatan alir =
Ø   Pengeringan  30’
1)             Kecepatan alir=  = 4 g/dt
2)             Kecepatan alir=  = 8,30 g/dt
3)             Kecepatan alir=  = 8,47 g/dt
ü   Rata-rata kecepatan alir =  = 6,93 g/dt

Ø   Pengeringan 60’
1)        Kecepatan alir =   = 5,35 g/dt
2)        Kecepatan alir  =  = 7,46 g/dt
3)        Kecepatan alir =  = 3,03 g/dt
ü  Rata-rata kecepatan alir =   = 5,28 g/dt

Ø   Pengeringan 90’
1)        Kecepatan alir =   = 6,25 g/dt
2)        Kecepatan alir =  = 8 g/dt
3)        Kecepatan alir =  = 6,71 g/dt
ü  Rata-rata kecepatan alir =   = 7,00 g/dt

Ø   Pengeringan 120’
1)        Kecepatan alir=  = 8,70 g/dt
2)        Kecepatan alir=  = 8,33 g/dt
3)        Kecepatan alir=  = 7,69 g/dt
ü  Rata-rata kecepatan alir =   =  8,24 g/dt

Ø   Pengeringan 1 hari
1)        Kecepatana lir =  = 6,67 g/dt
2)        Kecepatan alir =   = 6,99 g/dt
3)        Kecepatan alir =  = 7,09 g/dt
ü  Rata-rata kecepatan alir =   = 6,92 g/dt

Ø   Pengeringan 2 hari
1)        Kecepatan alir =  = 8,13 g/dt
2)        Kecepatan alir =  = 7,58 g/dt
3)        Kecepatan alir =  = 7,69 g/dt
ü  Rata-rata kecepatan alir  =   = 7,80 g/dt
Ø   Pengeringan 3 hari
1)   Kecepatan alir =  = 10,75 g/dt
2)   Kecepatan alir =  = 8,62 g/dt
3)   Kecepatan alir =  = 7,75 g/dt
ü Rata-rata kecepatan alir  =   = 9,04 g/dt

PEMBAHASAN
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui proses perubahan kandungan air dalam granul akibat perlakuan panas selama proses pengeringan. Dalam percobaan ini, metode yang digunakan adalah granulasi basah (wet granulation) yang terlebih dahulu dilakukan dengan mencapur bahan obat dengan bahan pengisi kemudian ditambah bahan pengikat sampai terjadi massa granul yang baik.
   Pada proses pengeringan berlangsung perpindahan panas dan perpindahan massa. Panas berasal dari ruangan almari pengering dan masuk dalam partikel granul. Sedangkan perpindahan massa berupa difusi air dari dalamm granul ke permukaan, untuk kemudian berubah menjadi uap air dan lepas mengikuti aliran udara kering.
   Pengeringan granul pada proses pembuatan tablet secara granulasi basah sangatlah penting karena nantinya berhubungan dengan sifat alir granul dalam proses pengempaan tablet. Salah satu factor yang menentukan sifat alir granul adalah kandungan lembab granul. Pada kondisi kandungan lembab yang tinggi, ikatan antar partikel akan lebih kuat karena luas kontak antar serbuk naik. Apabila gaya tarik antar partikel granul akan semakin sulit mengalir, sehingga apabila kandungan lembab pada partikel granul berlebihan , akan memepengaruhi  sifat alir granul. Apabila sifat alir garanul  jelek, maka keseragaman bobot tablet tidak akan tercapai, dan akan berimbas pada keseragaman kadar obat yang tidak tercapai pula. Tujuan lainnya adalah melindungi obat dari degradasi. Karena kecepatan degradasi obat akan bertambah cepat bila dalam material terdapat kandungan air. Itulah sebabnya mengapa proses pengeringan sangatlah penting.
   Bahan – bahan yang digunakan adalah zat aktif laktosa 100 gr, amilum manihot 100 g, dan amilum 7,5 % yang di buat dengan menambah air 100 mL  pada amilum sebanyak 7,5 gr. Dipanaskan sampai terbentuk massa yang kental dan bening, lalu didinginkan. Mucilago amilum disini sebagai pengikat supaya didapatkan tablet yang tidak mudah retak dan pecah. Mucilago juga berfungsi untuk membentuk jembatan cair datar partikel. Daya rentang dan ikatan partikel akan meningkat bila mucilago yang ditambah meningkat.
   Mucilago yang telah ada ditambahkan pada campuran laktosa dan amilum manihot sampai homogen. Penambahan mucilago sedikit demi sedikit sehingga terbentuk massa granul yang baik (bila dikepal kemudian dipecah tidak akan kepyar). Kemudian granul itu ayak dengan ayakan no.12 pada percobaan ini dibutuhkan 70 mL mucilago amilum 10 % untuk membuat massa granul yang baik.
   Granul tersebut dibagi dalam 6 petri dan masing – masing diberi granul dengan bobot yang sama yaitu 25 gram. Kemudian dikeringkan pada almari pengering selama 30’, 60’, 90’, 120’ 150’,180’,210’,240’, 1 hari, dan 3 hari. Pada saat proses pengeringan berlangsung terjadi pemindahan panas yang berasal dari ruangan almari pengering yang masuk kedalam almari granul dan perpindahan massa yang berupa difusi air dari dalam granul ke permukaan, yang kemudian berubah menjadi uap dan lepas mengikuti aliran udara kering.
Dalam pembuatan kurva laju pengeringan harus dalam kondisi yang sama sehingga nantinya dapat diamati proses yang terjadi dan lebih mudah untuk diperbandingkan walaupun nantinya perlakuan tiap cawan petri berbeda. Pada saat proses pengeringan tutup cawan dibuka agar granul cepat kering. Ketebalan granul juga memepengaruhi. Semakin tipis dan rata granul yang dimasukkan dalam cawan petri, maka luas permukaan akan semakin beesar untuk mendapatkan panas dan proses pengeringan akan berjalan lebih merata dan cepat. Granul dengan waktu pengeringan 3 hari digunakan sebagai bobot konstan dan dicatat sebagai berat granul kering.
   Setelah waktu yang ditentukan sudah tercapai, granul ditimbang dan ditentukan waktu alirnya. Waktu alir suatu serbuk atau granul dapat diketahui dengan menimbang granul sebanyak 20 gram dan dimasukkan ke dalam corong melalui dinding corong, lalu di buka penutup bawahnya kemudian dicatat waktu alirnya.
   Hasil percobaan ini didapatkan harga waktu alir dan kecepatan alir. Pada t 30 adalah 3,26, t 60 adalah 4,34, t 90 adalah 2,89, t120 adalah 1,22, t 1 hari adalah 1,45, t2 hari adalah 1,28, dan t 3 hari adalah 1,13
Dari hasil perhitungan MC dapat dikatakan bahwa  semakin lama waktu pengeringan semkin kecil harga MCnya. Setelah diketahui MCnya kemudian dibuat kurva laju pengeringan yang dibagi menjadi 5 bagian sesuai dengan tahap proses yang terjadi selama proses pengeringan yaitu tahap awal yang terjadi pada t = 30’ adalah 17,41 %, t = 60’ adalah 18,41 %, t = 90’ adalah 7,96 %, t = 120’ adalah 6,97 %, t =  1 hari adalah 2,99 %, t = 2 hari adalah 1,99 %, dan t = 3 hari adalah 0 %
   Pada percobaan kami dapat disimpulkan bahwa semakin lama waktu pengeringan maka semakin kecil kandungan lembab yang terdapat dalam granul.

KESIMPULAN
1.        Granulasi yang digunakan adalah granulasi basah.
2.        Terjadi perpindahan panas dan perpindahan massa selama proses pengeringan.
3.        Semakin lama waktu pengeringan, semakin …… harga MC dan kandungan air dalam granul.
4.        Harga MC dari hasil percobaan: t = 30’ adalah 17,41 %, t = 60’ adalah 18,41 %, t = 90’ adalah 7,96 %, t = 120’ adalah 6,97 %, t =  1 hari adalah 2,99 %, t = 2 hari adalah 1,99 %, dan t = 3 hari adalah 0 %.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar